Sederhana. Itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan desain kamera ini, jika kata seadanya dianggap terlalu kasar. Bagian depan hingga belakang terlihat polos tanpa banyak hiasan. Tak ada lekukan sebagai pegangan saat mengoperasikan kamera ini dan hanya ada ruang kosong saja sebagai grip. Untungnya di bagian belakang masih ada ruang cukup luas di sela-sela jajaran tombolnya untuk meletakkan ibu jari tanpa harus 'mengganggu' tombol-tombol kendalinya.
Seperti juga Samsung ES55, ES15 menggunakan sensor 10 megapixel dan lensa yang mampu melakukan optical zoom hingga 3x. Fitur-fitur standar seperti face detection, red eye removal, voice recorder hingga beauty shot juga sudah dipasang pada kamera ini. Pengaturan dilakukan lewat tombol D-pad dan bukannya layar sentuh seperti yang mulai banyak ditawarkan produsen-produsen lain.
Untungnya, antarmuka menu cukup jelas dan mudah dimengerti sehingga tak memerlukan waktu terlalu lama untuk beradaptasi dengan kamera ini. Selain itu, pengaturan yang ditawarkan kamera ini memang tak terlalu banyak. Samsung ES15 ini memang dipasarkan pada kelas point and shoot dan membidik para pengguna yang tak mau direpotkan dengan pengaturan manual. Sebagai bonus ada fitur help yang siap membantu mereka yang menemui kesulitan mengoperasikan kamera ini.
Soal kualitas, kamera saku memang punya masalah yang sama. Performa akan lebih bagus bila digunakan pada lokasi yang cukup mendapat pencahayaan, begitu juga dengan kamera ini. Tapi untuk kamera sekelasnya, Samsung ES15 lumayan handal. Hasil bidikan cukup tajam dengan detail yang masih cukup terlihat meski pada area yang kompleks. Selama Anda menggunakan ISO di bawah 400, maka kualitas hasil bidikan masih akan terlihat bagus.
sources: kapanlagi.com